Published : 29 March 2018


Dalam dunia penerjemahan, metode Back Translation atau translate kembali adalah prosedur yang biasa digunakan para peneliti untuk memastikan "Understandability" sebuah dokumen. Back translation juga dilakukan untuk menyamakan persepsi dan validitas, utamanya pada instrumen penelitian. Pada sebuah Jurnal Akademis dan instrumen penelitian yang mayoritas menggunakan Bahasa Inggris mengharuskan peneliti untuk menerjemahkan atau mentranslate ke Bahasa Indonesia.

Sayangnya, translate jurnal dan instrument penelitian tidak semudah yang dibayangkan. Utamanya pada jurnal atau instrumen penelitian, kesalahan sedikit saja dalam menerjemahkan, akan berpengaruh negatif pada Understadability dari instrument penelitian, yang akhirnya akan memperburuk nilai validitas.

Dalam metode Back translation melibatkan setidaknya tiga pihak, diantaranya Pemilik naskah, Translator 1 dan Translator 2. Translator 1 bertugas untuk menerjemahkan naskah berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Setelah itu, naskah hasil terjemahan Translator 1 akan dikirim oleh pemilik naskah kepada Translator 2 untuk diterjemahkan kembali ke Bahasa Inggris. Naskah asli yang berbahasa Inggris kemudian dibandingkan dengan hasil terjemahan Translator 2 yang juga berbahasa Inggris. Apabila kedua naskah memiliki kesamaan makna yang konsisten, maka instrument tersebut bisa diasumsikan dapat dipahami oleh responden.

Kriteria yang perlu diperhatikan adalah independensi dari Translator 1 dan Translator 2. Idealnya, kedua translator tidak boleh berada dalam 1 agensi terjemahan karena ditakutkan akan ada bias atau subjektifitas. Akan tetapi, selama bisa memastikan bahwa Translator 2 murni menerjemahkan naskah yang berbahasa Indonesia, maka tidak akan menjadi masalah. Selain itu, translator juga harus professional. Jangan sampai data penelitian yang telah susah payah didapatkan menjadi sia-sia karena validitas yang rendah akibat buruknya hasil translate.

Apakah Bahasa Inggris serumit itu hingga harus diinterpretasikan dua kali? Jawabannya adalah Iya.

Perhatikan kalimat berikut :

Katy loves her husband, and me too.

Kalimat tersebut bisa memunculkan berbagai macam interpretasi :

Katy loves her husband, I love my husband too
Katy loves her husband, I love her husband too
Katy loves her husband, and Katy loves me too
Katy loves her husband, and I love Katy too

Contoh diatas menjadi membingungkan apabila translator tidak jeli menilai makna dari konteks. Hal ini juga menjelaskan mengapa mesin translate tidak bisa sebaik manusia, karena mesin tidak memahami konteks, hanya sekedar memperkirakan berdasarkan kombinasi kata.

Maka dari itu, Metode Terjemah Jurnal Back Translation ini sangatlah penting untuk menjaga kualitas sebuah jurnal. Penulis dan peneliti yang sudah berpengalaman rela membayar jutaan untuk menerjemahkan naskah jurnal atau penelitianya kepada translator yang handal dan professional. Karena mereka tidak mau kehilangan waktu dan uang karena ditolak oleh reviewer atau mendapatkan revisi Bahasa yang juga mengharuskan mereka membayar jasa penerjemah atau proof reader dua kali.



Pencarian
Ikuti Kami