Published : 06 September 2022


Kami terkejut ketika ada klien mengirimkan instrument penelitian yang sebelumnya beliau terjemahkan ke agensi lain dengan harga yang sangat murah. Tentu saja saat diajukan proses validasi, kuesioner tersebut langsung ditolak dan diharuskan revisi total oleh validator. Kalau hanya rugi uang sebenarnya masih bisa ditoleransi, tetapi beliau rugi waktu karena harus menunda proses pengumpulan data yang akhirnya membuat yudisium tertunda.

Menyusun sebuah instrument penelitian terutama dalam bentuk kuesioner yang digunakan langsung oleh subjek penelitian bukan hal yang mudah. Peneliti bisa membuat instrumen sendiri dari nol, atau bisa juga mengadaptasi maupun mengadopsi instrumen penelitian yang sudah ada.

Hati-Hati Menerjemahkan Instrumen Penelitian

Banyak dari peneliti yang beruntung saat bisa mengadaptasi atau mengadopsi instrumen penelitian terdahulu karena untuk proses pengecekan validitas dan reliabilitas pasti lebih mudah. Tidak sedikit juga peneliti yang mengambil instrumen yang berbahasa Inggris, sehingga harus diterjemahkan dulu ke Bahasa Indonesia. Disinilah akan muncul masalah muncul.

Instrumen yang berbahasa Inggris memang sudah didesain dan dikembangkan sedemikian rupa untuk diberikan kepada subjek yang berbahasa Inggris. Biasanya ada banyak sekali istilah kata maupun frasa yang tidak bisa “diterjemahkan begitu saja” ke dalam Bahasa Indonesia karena istilah tersebut sangat spesifik dan cultural.

Kami pernah sampai harus berkonsultasi pada asosiasi penerjemah dan pada native speaker hanya perkara menerjemahkan kalimat dalam kuesioner

It’s okay to go high sometimes”

Makna “high” dalam kalimat tersebut bisa berarti mabuk karena minuman keras, sedang merasa birahi tinggi, atau sedang dalam kondisi “nge-fly” karena ganja. Diskusi dengan asosiasi penerjemahan berjalan alot, ada yang setuju opsi A, B dan C. Akhirnya asosiasi tersebut mengudang seorang professor dari Amerika untuk memberikan penjelasan. Ternyata beliau menjelaskan bahwa dalam konteks tersebut, kata “high” artinya adalah “nge-fly” tetapi nge-fly nya spesifik karena konsumsi ganja atau dalam Bahasa informal kita disebut “nyimeng”.

Masalah lain muncul. Seandainya kalimat itu ada dalam esai atau artikel ilmiah, akan mudah solusinya, tinggal diberikan penjabaran saja. Tetapi, karena kalimat itu digunakan dalam kuesioner yang harus SINGKAT dan SEDERHANA, hal tersebut menjadi sulit karena:

  • Seandainya diterjemahkan menjadi dalam tanda kutip “nyimeng”, belum tentu semua subjek penelitian mengetahui arti kata “nyimeng” karena kata tersebut bukan kata baku.
  • Apabila diterjemahkan menjadi “konsumsi ganja” juga tidak tepat, karena tidak secara utuh menjelaskan kondisi “nge-fly”.
  • Tentu saja tidak bisa menggunakan istilah “nge-fly”

Solusi akhir adalah menggunakan istilah “nyimeng” yang ditulis dalam huruf miring dan diberi tanda bintang, disertai penjelasan di footnote.

Menerjemahkan instrumen penelitian sama sekali bukan hal yang mudah. Kalimat yang digunakan dalam kuesioner harus memenuhi kriteria: spesifik, definitive, konsisten, SINGKAT, SEDERHANA, dan self-explanatory. Sehingga, tidak boleh sembarangan dalam menerjemahkan/translate sebuah instrumen penelitian.

Translate Full Artikel Jurnal (mulai Pendahuluan - Saran)

Rp 145,- Per KATA

Pengerjaan 3-5 hari, garansi revisi TANPA BATAS WAKTU

---------------------------------------------------------------------------------------------

Translate Abstrak SAJA

Rp 70k

Pengerjaan 24 jam

Garansi revisi SEPUASNYA

Order Sekarang



Pencarian
Ikuti Kami